Barisan dan Limit Bilangan Real
Konvergensi Barisan
Barisan (sequence) pada himpunan S adalah suatu fungsi dengan
domain himpunan bilangan asli ℕ = { 1, 2, 3, ….. } dan mempunyai range dalam S. Pada subbab ini akan dibahas mengenai
barisan di ℝ dan konvergensi dari suatu barisan.
Definisi 3.1.1.
Barisan Bilangan Real adalah suatu fungsi dengan domain himpunan bilangan
asli ℕ dengan range termuat didalam ℝ.
Dengan
kata lain, suatu barisan di R memasangkan
masing-masing bilangan asli n = 1, 2, 3, ... secara tunggal dengan bilangan
real. Bilangan real yang diperoleh tersebut disebut elemen, atau nilai,
atau suku dari barisan tersebut. Hal yang biasa untuk menuliskan elemen
dari R yang berpasangan dengan nÎN, dengan suatu symbol seperti
(xn), (an), atau (zn).
Jadi X : N ¾¾® R suatu barisan kita akan biasa menuliskan
nilai X di n dengan Xn, dari pada X(n), kita akan menuliskan barisan inidengan
notasi
X, Xn,
(Xn : n Î N)
Kita
menggunakan kurung untuk menyatakan bahwa urutan yang diwarisi dari N adalah hal yang penting. Jadi,
kita membedakan penulisan X = (Xn : nÎN) Yang suku-sukunya mempunyai urutan dan himpunan
nilai-nilai dari barisan tersebut { Xn :nÎN } yang urutannya tidak
diperhatikan. Sebagai contoh, barisan X = ((-1)n : nÎN) yang berganti-ganti -1 dan 1, sedangkan himpunan nilai barisan
tersebut { (-1)n: nÎN } sama dengan {-1, 1}.
Dalam
mendefinisikan barisan sering lebih mudah dengan menulis secara berurutan suku-sukunya,
dan berhenti setelah aturan formasinya kelihatan. Jadi kita boleh menulis
X = (2, 4, 6, 8, ...) untuk
barisan bilangan genap positif,atau
Y= untuk barisan kebalikan dari
bilangan asli,atau
Z= untuk barisan kebalikan dari kuadrat
bilangan asli. Metode yang lebih memuaskan adalah degan menuliskan formula
untuk suku umum dari barisan tersebut, seperti
X = (2n : nÎN), Y = ( :mÎN), Z = (
: sÎN)
Dalam
prakteknya, sering lebih mudah dengan menentukan nilai x1 dan suatu formula
untuk mendapatkan xn + 1 (n ³ 1) bila Xn diketahui dan formula Xn+1 (n ³ 1) dari X1, X2, ... Xn.
Metode
ini kita katakan sebagai pendefinisian barisan secara induktif atau rekursif.
Dengan cara ini, barisan bilangan bulat positif X di atas dapat kita
definisikan
Dengan x1 = 2
xn+1 = xn + 2 (n ³ 1);
atau dengan definisi
x1 = 2
xn+1 = x1 + xn (n ³ 1).
Contoh 3.1.2
(a). Bila b Î R, barisan B = (b, b, b, ...),
yang sukunya tetap b, disebut barisan konstan b. Jadi barisan
konstan 1 adalah (1, 1, 1, ...) semua yang sukunya 1, dan barisan konstan 0
adalah baisan (0, 0, 0, ...).
(b). Barisan kuadrat bilangan
asli adalah barisan S = (12, 22, 32, ...) = (n2:
nÎN), yang tentu
saja sama dengan barisan (1, 4,
9, ..., n2, ...).
(c). Bila aÎR, maka barisan A = (an | nÎN) adalah barisan (a1, a2,
a3, ..., an, ...).Khususnya bila a =
, maka kita peroleh barisan (
: n Î N ) =(
,
,
,....,
,....)
(d). Barisan Fibonacci F = (fn | n Î N) diberikan secara induktif sebagai berikut :
f1 = 1,f2 = 1, f2+1
= fn-1 + fn (n ³ 2)
Maka sepuluh suku pertama barisan
Fibonacci dapat dilihat sebagai F = (1, 1, 2, 3,5, 8, 13, 21, 34, 55, ...)
Definisi 3.1.3
Bila X = (xn) dan Y =
(yn) barisan bilangan real, kita definisikan
I.
(Penjumlahan)
X + Y = (xn + yn | nÎN),
II.
(Selisih)
X - Y = (xn–yn | nÎN), dan
III.
(Hasil
Perkalian) XY = (xnyn| nÎN).
IV.
Bila c
Î R, kita definisikan hasil kali X
dengan c yaitu cX = (cxn | nÎN).
V.
Bila Z =
(zn) suatu barisan dengan zn¹ 0 untuk semua nÎN, maka hasil
bagi X oleh Z adalah
= (
| n Î N).
Sebagai contoh, bila X dan Y
berturut-turut adalah barisan-barisan
X = (2, 4, 6, ..., 2n, ...), Y =
maka kita mempunyai
a. X + Y =
b. X-Y =
c. XY = (2, 2, 2, ...,2, ...),
d. 3X = (6, 12, 18, ..., 6n, ...),
=
2, 8, 18, ...,2n2, ...).
3.1.4.
Definisi
Misalkan X = (xn) barisan bilangan real.
Suatu bilangan real x dikatakan limit
dari (xn), bila
untuk setiap persekitaran dari x = 0 atau V(x) terdapat bilangan asli K(V),
sedemikian sehingga untuk
semua n ³ K(V), suku-suku xn terletak dalam lingkungan V(x). Bila x
merupakan suatu limit dari barisan tersebut, kita katakan juga bahwa X=(xn) konvergen
ke x (atau mempunyai limit x). Bila suatu barisan mempunyai limit, kita
katakan barisan tersebut konvergen, bila tidak kita katakan divergen.
Kita juga dapat mendefinisikan kekonvergenan
Lim (Xn) = x → (
)
)
[ n ≥ K (v)
→ xn
V(x) ]
Bila
suatu barisan x = (xn) mempunyai limit x di R, kita
akan menggunakan notasi
lim X = x atau lim (xn) = x.
Kita juga
akan menggunakan simbol xn ¾® x, yang menyatakan bahwa nilai xn“mendekati”
x bila n menuju 0.
3.1.5.
Teorema (Ketunggalan
limit)
Suatu barisan bilangan real hanya dapat mempunyai satu limit.
Bukti :
Andaikan
x¢ dan x¢¢ keduanya
limit dari X =(xn) dan x’¹x”. Sehingga V’ persekitaran dari (x’) dan V”
persekitaran dari (x”). Sekarang misalkan
K’ dan K” bilangan
asli sehingga bila n ≥ K’ maka xnÎ V’(x’) dan
bila n ≥ K” maka xn Î V”(x”). Sekarang
K | = sup { K’ dan K” } sedemikian sehingga xk
V’ dan xk
V”. Maka
xk
V’ ∩ V” atau V’ ∩ V”
≠
. Hal ini kontradiksi dengan V’ ∩ V” =
. Berarti pengandaian salah, harus lah x’ = x”.
Jadi limit dari X = (xn) adalah tunggal.
3.1.6.
Teorema
Misalkan
X = (xn) barisan bilangan real dan misalkan pula xÎR.
Maka
pernyataan berikut ekivalen.
(a). X
konvergen ke x.
(b).
untuk setiap lingkungan-e Ve(x),
terdapat bilangan asli K(e) sehingga untuk semua
n ³ K(e),
suku-suku xn Î Ve (x).
(c).
untuk setiap e > 0, terdapat bilangan asli K(e)
sehingga untuk semua n³ K(e),
X -
< xn
< x +
(d).
untuk setiap e > 0, terdapat bilangan asli K(e)
sehingga untuk semua n³ K(e),suku-suku
xn memenuhi ½xn
- x½<e.
Bukti : (a) → (b)
Ekivalensi
dari (a) dan (b) merupakan definisi. Sedangkan ekivalensi dari (b), (c), dan (d)
mengikuti implikasi berikut :
XnÎVe(x) Û½xn
- x½ < e. Û -e < xn
- x < eÛ x- e < xn < x + e.
(b) → (c) diketahui xn
V → x –
< xn < x +
(c) → (d) diketahui x –
< xn < x +
→ ½xn
- x½<e.
(d) → (a) diketahui ½xn
- x½<e → x –
< xn – x <
Permainan K (
)
Prosedur untuk menunjukkan bahwa
lim (xn) = x
1.
Diberikan sebarang
> 0
2.
Dicari suatu K (
)
N sedemikian sehingga (
N) n ≥ K (
) → ½xn
- x½<e
Cara
mencari K (
)
a)
Perhatikan bentuk ½xn
- x½<e.
b)
Tentukan saja nilai n yang memenuhi ½xn
- x½<e
Pandang :
½xn - x½<e
Didapat :
½xn - x½≤ ½xn
| + |x|
Apabila ½xn|
+ |x½<e atau ½xn|
< e - | x|, atau – (e - |x| ) <
xn < e + |x|, maka dapat ditentukan suatu
bilangan asli n.
c)
Menggunakan syarat n ≥ K(e), untuk
memilih K(e).
d)
Pilih K(e)
N.
3.
Sehingga setiap diberikan e > 0
terdapat K(e)
N sedemikian
sehingga
(
N) n ≥ K (
) → ½xn
- x½<e
Contoh:
a.
Tunjukkan bahwa barisan X =
, n
N konvergen
ke 0.
Pembahasan
:
Diketahui
: X = (xn) dengan xn =
, n
N
Akan
ditunjukkan : barisan X = ( xn ) konvergen ke 0.
Akan
dibuktikan :
e > 0 )
(
K (e)
N)
[(
n
N). n ≥ K(e) → |
– 0| < e.
Bukti :
Ambil e > 0 sembarang
Pandang
: |
– 0| < e.
Didapat :
|
– 0| = |
| =
< e.
< e → n >
R →
K (e)
N
< K(e) (sifat
archimedian)
Pilih n ≥
K(e)
< K(e) dan n ≥
K(e) → n >
→
< e
→
< e →
< e
\
e > 0 )
(
K (e)
N)
[(
n
N). n ≥ K(e) → |
– 0| < e.
\ lim
= 0
b.
Barisan X = (0, 2, 0, 2, 0, 2, 0, 2, ....) adalah
barisan tidak konvergen ke 0.
Bukti :
Andaikan
X konvergen ke 0
X
konvergen ke 0 → limit X = 0
Ini
berarti
e > 0 )
(
K (e)
N)
[(
n
N). n ≥ K(e) →
< e].
Pandang
< e. Jika xn
= 2, maka
< e, sehingga
2 < e.
Pilih e0 = 1, sehingga
diperoleh 2 < 1 (hal ini tidak mungkin).
Jadi
pengandaian salah maka X tidak konvergen ke 0.
c.
Dengan menggunakan rumus K(e)
tunjukkan bahwa lim
= 2
Bukti :
Misalkan
diberikan sebarang e > 0.
Akan
dibuktikan: (
K (e)
N)
[(
n
N). n ≥ K(e) →
< e].
Untuk
menentukan K(e) yang dimaksud, pandang :
< e].
=
=
=
< e
< e →
- 1 < n →
< n
R →
K (e)
N
< K(e) (sifat
archimedian)
Pilih n ≥
K(e)
< K(e) ˄ n ≥
K(e) → n >
→
< e →
< e
\
e > 0 )
(
K (e)
N)
[(
n
N). n ≥ K(e) →
< e
\ lim
= 2
EKOR BARISAN
3.1.7
Definisi
Misalkan
X = (x1, x2, x3, ...., xn, ....)
suatu barisan bilangan real dan M
N. Ekor M
dari x adalah barisan xm = (xm+n | n
N) = (xm+1,
xm+2, xm+3, ...)
Contoh :
Misalkan
X = (2n| n
N) barisan
bilangan real dan M
N, maka
ekor- M dari X adalah Xm= (2(M + n)| n
N) = (2(M +
1), 2(M + 2), ....., 2(M + n), ...). Misalkan M = 3 maka diperoleh X3 =
(2(3 + 1), 2(3 + 2), 2(3 + 3), ..., 2(3 + n), ....) = (8, 10, 12, ...., 2n + 6,
...)
Pada
setiap barisan bilangan real, rumus untuk suku ke-n atau xn tidak
selalu ditentukan pola/rumus suku umumnya. Namun, demikian kita dapat
menunjukkan kekonvergenan suatu barisan bilangan real dengan menggunakan
teorema tentang ekor barisan.
Contoh :
Missal X
= (1, 3, 10, -5, 7, 1,
,
,
, ....). Berdasarkan definisi 3.1.1, merupakan
barisan bilangan real yang konvergen ke- 0. Jika kita perhatikan setelah suku
ke-5 dan seterusnya, suku – suku barisan tersebut baru dapat ditentukan pola
atau rumus umumnya. Ekor- 5 dari X adalah x5 = (1,
,
,
, .... ) atau x5 = (
| n
N ).
Ternyata x5 konvergen ke- 0. Bagaimana kekonvergenan dari barisan X?
3.1.8
Teorema
Misalkan
X = (xn) barisan bilangan real dan M
N. Ekor-M
dari X atau (xM) = (xM+n | n
N ) dari X =
(xn | n
N) konvergen
jika dan hanya jika X = (xn) konvergen. Dalam hal ini lim X = lim XM.
Bukti :
Diketahui barisan X = (xn | n
N). Ekor-M
dari X adalah (xM) = (xM+n | n
N )
Akan dibuktikan : XM konvergen → X konvergen
(→) Akan dibuktikan bahwa : XM konvergen → X konvergen
Bukti :
Misalkan XM konvergen
ke x, x
ℜ. Ini
berarti (
e > 0)(
K (e)
N) (
n
N) n ≥ K(e) → |xM
– xn | < e
Misalkan p
N, suku ke-
p dari XM merupakan suku ke-M+p dari X.
Jika n ≥ K(e) + M dan
xm suku dari XM, maka berlaku |xm – x | < e. padahal xm
juga merupakan suku-suku si X.
Ambil e > 0 sembarang
Pilih N(e) ≥ K(e) + M
N
(
N (e)
N)
[(
n
N) n ≥ N(e) → |xn
– x | < e]
\ lim X = x. Ini menunjukkan bahwa
X konvergen ke x.
(¬) akan
ditunjukkan bahwa : X konvergen → XM konvergen
Bukti:
Misalkan X konvergen ke x, x
ℜ.
X konvergen ke x → (
e > 0)(
K (e)
N) (
n
N) n ≥ K(e) → |xn
– x | < e
Ada dua kasus:
Kasus I: Jika K(e) > M dan n ≥
K(e), maka xn merupakan suku ke-(n-M) dari
XM. Ini berarti, jika m ≥ K(e) – M,
maka xm
XM dan |xm – x | < e.
Ambil e > 0 sembarang
Pilih P(e) ≥ K(e) – M
(
P(e)
N)
[(
m
N) m ≥ P(e) → |xm
– x | < e]
\ lim XM = x. Ini
menunjukkan bahwa XM konvergen ke x.
Kasus II : Jika K(e) ≤ M,
dan m ≥ M, maka xm
XM.
Ini berarti, jika m ≥ K(e), maka xm
XM dan |xm – x | < e.
Ambil e > 0 sembarang
Pilih P(e) ≥ M
(
P(e)
N)
[(
m
N) m ≥ P(e) → |xm
– x | < e]
\ lim XM = x. Ini
menunjukkan bahwa XM konvergen ke x.
Berdasarkan kasus I dan II, dapat
disimpulkan bahwa jika X konvergen maka XM konvergen ke limit yang
sama.
3.1.9
Teorema
Misal A = (an) dan X =
(xn) dua barisan bilangan real, dan x
ℜ. Jika
untuk suatu c > 0 berlaku |xn – x | ≤ c
|an|,
n
N dan lim (an)
= 0, maka lim (xn) = x.
Bukti:
Diberikan e > 0 sembarang
Karena lim (an) = 0,
maka berdasarkan teorema 3.1.6:
(
e > 0)(
K (e)
N) (
n
N) n ≥ K(e0) → |an
– 0 | = | an | < e
c > 0 ˄ c > 0 →
> 0.
Berarti berlaku (
K (
)
N)
[(
n
N) n ≥ K(
) → |an – 0 | = | an | <
]
→
c |an| < e
Karena untuk sembarang c > 0 berlaku
|xn – x | ≤ c |an| dan c |an| < e, maka
berlaku |xn – x | < e.
\ (
e > 0)(
K (
)
N) (
n
N) n ≥ K(
) → |xn – x | < e.
\ lim (xn) = x. Disimpulkan (xn)
konvergen ke x.
Contoh :
a.
Jika a > 0, buktikan
lim
= 0
Bukti :
Karena a > 0, dan n
N maka 0
< na < 1 + na
Oleh
karena itu 0 <
<
maka
≤
.
,
n
N
Karena
lim
= 0 dan
mengambil c =
> 0.
c =
> 0 berlaku
≤
.
,
n
N dan lim
= 0, maka
lim
= 0
(berdasarkan teori 3.1.9)
b.
Jika 0 < b < 1, buktikan lim (bn)
= 0
Bukti :
Karena 0
< b < 1 maka b =
, a > 0. Dengan menggunakan
ketidaksamaan Bernoulli yaitu (1 + a)n ≥ 1 + na maka,
0 < bn
=
≤
<
Akibatnya
|bn – 0 | <
Karena
lim (
) = 0 dan mengambil c =
> 0. Dengan
menggunakan teorema 3.1.9 dapat disimpulkan lim (bn) = 0
c.
Jika c > 0, maka lim
(c1/n) = 1
Bukti :
(1) Jika c =
1, maka c1/n = (11/n ) = (1, 1, 1, ....)
Barisan
(c1/n ),
n
N merupakan
barisan konstanta maka lim (c1/n ) = 1
(2) Jika c
> 1, maka
c1/n = 1 + dn , dn > 0 (berdasarkan
ketaksamaan Bernoulli)
c = (1 + dn )n ≥ 1
+ ndn
n
N
↔ c – 1 ≥ n dn
↔ dn ≤
| c1/n – 1| = dn ≤
(c – 1)
Karena c > 1 maka c –
1 > 0. Karena lim
) = 0 dan c – 1 > 0 maka
berdasarkan teorema 3.1.9 lim c1/n = 1.
3.2
Teorema
Limit Barisan
Pada
sebab ini akan di bahas mengenai beberapa teorema yang berkaitan dengan limit
pada barisan bilangan real,seperti barisan terbatas dan kekonvergenan barisan.
3.2.1 Defenisi
Barisan
bilangan real, X = (xn) dikatakan terbatas jika terdapat bilangan
real M > 0 sedemikian sehingga |xn| M untuk semua n
N.
Oleh
karena itu,barisan (xn) terbatas jika dan hanya jika himpunan {xn | n
N}
terbatas dari R.
Contoh :
a. X
= (
| n
N) dan Y = ((-1)n | n
N). Masing-masing adalah barisan
terbatas.
b. Z
= (n | n
N) adalah barisan tak terbatas.
3.2.2 Teorema
Barisan
bilangan real yang konvergen adalah terbatas.
Bukti :
Diberikan
e > 0 sembarang
Barisan X
= (xn) konvergen ke x, berarti (berdasarkan teorema 3.1.6 (d))
(
e > 0)(
K (e)
N)
[(
n
N) n ≥ K(e) → |xn
– x | < e]
Untuk n ≥
K(e) diperoleh:
|xn
– x | < e ↔ |xn – x | + |x| < e + |x|
↔ |xn – x + x| ≤ |xn – x | + |x| < e + |x|
↔ |xn – x +
x| < e + |x|
↔ |xn| < e + |x|
→ |xn| < e + |x|
Misalkan
M1 = |x| + e
M = sup {
|x1|, |x2|, ...., |xk-1|, M1}
Berarti (
M > 0)
|xn| ≤ M, untuk semua n
N.
\ X
Terbatas.
3.2.3 Teorema
a.
Misalkan X = (xn) dan Y = (yn)
masing-masing barisan bilangan real yang
konvergen
ke x dan y, dan c
ℜ, maka
barisan-barisan.
(i)
X + Y konvergen ke x + y,
(ii)
X – Y konvergen ke x – y,
(iii)
XY konvergen ke xy,
(iv)
cX konvergen ke cx
b.
Jika X = (xn)
konvergen ke x dan Z = (zn) barisan bilangan real tak nol yang
konvergen ke z dan z ≠ 0 maka barisan
konvergen ke
Bukti
a(i):
Ambil e > 0 sembarang.
Barisan X = (xn)
konvergen ke x, berdasarkan teorema 3.1.6(d),
Contoh 3.5. Tunjukkan bahwa barisan (1
– (–1)n) divergen.
Andaikan (1 – (–1)n) konvergen, maka terdapat x Î ℝ sehingga untuk setiap e > 0 terdapat Ne Î ℕ sedemikian sehingga |(1 – (–1)n) – x | < e untuk setiap n ≥ Ne.. Ambil e = > 0 maka berdasarkan Definisi 3.1.2, ada Ne Î ℕ sedemikian sehingga |xn – x | < untuk setiap n ≥ Ne.
Kita ketahui bahwa |xn – xn+1| = 2 untuk setiap n Î ℕ. (i)
Tetapi dilain pihak jika n ≥ Ne, maka
|xn – xn+1 | = |(xn – x) + (x – xn+1)|
≤ |xn – x | + |x – xn+1|
< e + e = 2 e = 2( ) = 1 (ii)
Dari (i) dan (ii)
kontradiksi, sehingga pengandaian barisan konvergen adalah salah seharusnya
barisan (1 – (–1)n) adalah divergen.
Teorema 3.1.1. Limit dari suatu barisan bilangan real yang
konvergen adalah tunggal.
Bukti
Andaikan barisan (xn) mempunyai dua limit yang berbeda, katakan dan
dengan a ≠ b. Misalkan .
Karena maka terdapat Ne(a) sedemikian
hingga untuk setiap n ≥ Ne(a) , demikian juga karena maka terdapat Ne(b) sedemikian hingga untuk setiap n ≥
Ne(b).
Selanjutnya jika Ne ≥ maks{Ne(a), Ne(b)}. Dengan
menggunakan ketaksamaan segitiga, maka berlaku
Akhirnya diperoleh suatu pernyataan
yang kontradiksi. Jadi pengandaian salah haruslah a = b, yaitu limitnya
tunggal.
Definisi 3.1.3. Barisan bilangan real (xn) dikatakan terbatas jika
terdapat bilangan real sedemikan
sehingga untuk setiap n Î ℕ.
Dengan kata lain barisan áxnñ terbatas jika dan hanya jika himpunan {xn : n Î ℕ} terbatas pada ℝ.
Berkaitan dengan sifat keterbatasan barisan bilangan real tersebut kita
memiliki teorema berikut ini.
Teorema 3.1.2. Setiap Barisan bilangan real yang konvergen adalah
terbatas.
Bukti
Misalkan barisan bilangan real áxnñ konvergen ke x Î ℝ. Ambil e = 1 maka ada Ne Î ℕ sehingga |xn – x | < 1 untuk setiap n ≥
Ne. Karena maka berdasarkan sifat
nilai mutlak diperoleh untuk setiap n ≥ Ne. Pilih
.
Maka berlaku untuk setiap
n ≥ Ne atau
dengan kata lain barisan bilangan real áxnñ adalah barisan yang terbatas.
Contoh 3.6.
(i).
Kebalikan dari Teorema 3.1.2
salah/ tidak berlaku, tetapi barisan tidak terbatas pasti divergen. Sebagai
contoh, barisan (1–(-1)n) terbatas karena untuk setiap
n ≥ Ne tetapi tidak konvergen. Di sini keterbatasan merupakan ‘syarat perlu’ tetapi bukan merupakan ‘syarat cukup’ untuk kekonvergenan.
(ii). Barisan (n(-1)n) adalah
tidak terbatas pada ℝ, dan juga tidak konvergen.
Latihan 3.1.
1. Buktikan
dengan menggunakan definisi limit barisan
a.
lim
b. lim
2.
Bultikan bahwa lime bila hanya bila lim
. Periksalah pernyataan ini untuk
.
3.
Tuliskan arti dari lim . Tujukkan
bahwa lim untuk sembarang a Î ℝ.
4.
Jika lim dan ,
tunjukan bahwa ada bilangan asli M sehingga
untuk setiap
5.
Buktikan bahwa lim
6.
Buktikan bahwa lime
3.2. Teorema Limit Barisan
Dalam contoh dan soal-soal
latihan pada subbab sebelumnya, ketika e > 0 diberikan, cukup mudah
bagi kita untuk mencari bilangan asli ℕ
yang memenuhi definisi barisan konvergen. Namun secara umum tidaklah
selalu demikian situasinya. Pembuktian limit barisan melalui definisi akan
menjadi lebih sulit bilamana bentuk barisan yang kita hadapi cukup rumit. Dalam
hal ini kita perlu mempunyai cara lain untuk memeriksa kekonvergenan suatu
barisan (dan menentukan limitnya) tanpa harus menggunakan definisinya.
Teorema 3.2.1. Misalkan (xn) dan (an) adalah dua
barisan bilangan real dan lim (an) = 0. Jika ada c > 0 dan m Î R sehingga berlaku
|xn – x | ≤ c |an| untuk semua n ≥ m
maka lim (xn) = x.
Bukti.
Ambil e > 0, maka .
Karena lim (an) = 0 maka terdapat Ne/c Î ℕ sedemikian hingga untuk setiap n
≥ Ne/c berlaku |an – 0 | ≤ . Akibatnya untuk setiap n ≥ Ne/c berlaku |xn – x | ≤ c |an| ≤ c = e atau |xn – x | ≤ e. Terbukti bahwa lim (xn) = x.
Teorema ini biasa disebut dengan Teorema
Konvergen Terdominasi. Dalam
penggunaan teorema ini harus dibangun barisan (an) yang
konvergen ke 0 dan ditentukan konstanta positif c.
Contoh 3.7. Bila a > 0, tunjukkan bahwa .
Penyelesian. Karena a > 0
maka berlaku 0 < na < 1 + na, dan akibatnya
untuk setiap n Î N
Selanjutnya
untuk setiap n Î N
Dengan mengambil c = > 0 dan an = dan diketahui lim an = 0 maka
menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan .
Contoh 3.8. Bila 0 < a < 1, tunjukkan bahwa
Penyelesaian. Ambil .
Dapat ditulis dan dengan ketidaksamaan
Bernouli berlaku
dan
diperoleh
Dengan mengambil c = > 0 dan an = dan diketahui lim an = 0 maka
menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan .
Teorema 3.2.2. Jika dan ,
maka
(i).
(ii).
(iii).
(iv).
= →
, (yn) ¹ 0, dan y ¹ 0
Bukti
(i).
Ambil sebarang .
karena maka terdapat sedemikian hingga setiap berlaku . Karena , maka
terdapat sedemikian hingga untuk setiap
berlaku . pilih , maka akibatnya
untuk berlaku
Karna berlaku untuk sembarang maka
konvergen ke .
Dengan cara yang sama diperoleh bahwa konvergen
ke . Jadi , terbukti bahwa
(ii).
Akan dibuktikan untuk setiap
terdapat sedemikian hingga untuk
setiap berlaku diketahui
Karena maka
terbatas, akibatnya terdapat
sedemikian hingga untuk semua .
Namakan Diambil sembarang Karena
maka terdapat sedemikian
hingga untuk setiap berlaku
Karena maka terdapat sedimikan hingga untuk setiap berlaku
Namakan maka untuk setiap berlaku
Jadi,
terbukti bahwa untuk setiap
terdapat sedemikian hingga untuk
setiap berlaku Dengan kata lain, terbukti bahwa bahwa
(iii). Bagian ini silahkan dibuktikan
sendiri dengan cara membentuk
(iv). Diketahui bahwan
Selanjutnya,
kita perlu memberikan batas untuk suku . Karena
konvergen maka ada sehingga untuk setiap . Karena maka diberikan ada
sehingga
untuk
setiap .
Karena dan
maka
untuk
setiap .
Jadi
berlaku
untuk
setiap .
Dengan
demikian kita memiliki estimasi
. (*)
Sekarang
diberikan sembarang. Karena lim dan lim maka ada
sehingga
untuk
setiap dan untuk setiap
Dengan
mengambil maka berdasarkan (*) diperoleh
untuk
setiap
Contoh 3.9. Tunjukkan
bahwa .
Penyelesaian. Pertama
kita ubah dulu ke dalam bentuk barisan konvergen, yaitu
Selanjutnya,
dengan mengunakan teorema 3.2.2 maka .
Teorema 3.2.3 Jika barisan taknegatif,
yaitu untuk setiap maka
³ 0.
Bukti
Andaikan
. Ambil , maka ada sehingga
, untuk
semua .
Khususnya
untuk berlaku . Hal ini kontradiksi
dengan hipotesis bahwa untuk setiap .
Teorema 3.2.4. Jika dan barisan konvergen dan untuk
setiap maka
Bukti
Didefinisikan
barisan dengan . Diperoleh barisan taknegatif, dan selanjutnya digunakan
Teorema 3.2.3 (bukti lengkapnya
silahkan selesaiakan sendiri)
Teorema 3.2.5. Jika barisan
konvergen dan untuk setiap
maka .
Bukti
Bandingkan
barisan dengan barisan konstan dan barisan
dengan barisan konstan , kemudian gunakan teorema 3.2.4.(bukti lengkapnya silahkan
selesaikan sendiri).
Teorema
berikut menjelaskan kekonvergenan suatu barisan yang diapit oleh dua barisan yang konvergen ke limit yang sama. Teorema ini sangat
bermanfaat dalam membuktikan limit barisan.
Teorema 3.2.6. (Teorema Apit). Misalkan dan
barisan bilangan real dengan jika
Bukti
Misalkan
. Diberikan sembarang, maka terdapat
bilangan asli dan sehingga untuk setiap
dan untuk setiap
Bila
diambil maka berlaku
dan untuk setiap .
Dari ini
diperoleh
dan untuk setiap .
Diketahui dengan menambahkan –w pada
ketiga ruas diperoleh
untuk
setiap ℕ.
Dengan
hasil sebelumnya, diperoleh
untuk
setiap .
Jadi terbukti
Contoh berikut ini memperlihatkan bagaimana Teorema
Apit diaplikasikan untuk menentukan
limit suatu barisan.
Contoh 3.10. Tentukan limit dari barisan .
Penyelesaian. Secara
langsung, mungkin kita agak susah untuk menentukan limitnya.
Perhatikan
bahwa -1 ≤ cos n ≤ 1 untuk
setiap n Î ℕ.
Karenanya, kita bisa memperoleh
untuk
setiap n Î ℕ.
Dengan mengambil xn
= , yn = , dan zn = , maka berdasarkan
teorema 3.2.6. diperoleh = = 0.
Satu lagi
alat cepat dan mudah untuk menyelidiki kekonvergenan barisan adalah uji rasio berikut.
Teorema 3.2.7. Misakan barisan bilangan real positif sehingga ada. Jika maka konvergen
dan
Bukti
Karena
positif maka barisan tak negative
sehingga Jadi misalkan r
suatu bilangan dimana , ambil
Terdapat bilangan asli N sehingga
untuk setiap
Jadi
untuk setiap berlaku
Dan
karena maka diperoleh
Dengan
mengambil kita mempunyai
Karena maka
dan menggunakan Teorema 3.2.1. maka
terbukti
Contoh 3.11. Selidiki
apakah barisan konvergen.
Penyelesaian. Kita
gunakan uji rasio, yaitu
Jadi dan disimpulkan
barisan konvergen dengan .
Teorema 3.2.8. Jika barisan yang
konvergen maka
(i). Barisan nilai mutlak konvergen
dengan
(ii).
Jika
maka barisan konvergen dengan
Bukti
Misalkan .
(i).
Kita telah mempunyai sifat nilai mutlak bahwa
untuk semua
Jadi kekonvergenan
langsung diakibatkan oleh kekonvergenan .
(ii).
Karena a > 0
maka > 0. Selanjutnya dibentuk
(*)
Karena maka , sehingga dari (*) diperoleh
.
Karena maka
( ) → 0,
dan dengan menggunakan Teorema 3.2.1 maka
terbukti lim .
LATIHAN 3.2.
1.
Misalkan dan
suatu barisan. Jika dan konvergen,
buktikan juga konvergen.
2.
Buktikan barisan konvergen.
3.
Buktikan lim
4.
Hitunglah nilai limit berikut dan nyatakan secara eksplisit Teorema yang
digunakan pada setiap langkahnya.
a.
lim .
b.
lim .
5. Buktikan lim
6. Tunjukkan bahwa barisan tidak
konvergen.
7. Diberikan barisan bilangan real positif dengan
. Tunjukkan bahwa tidak terbatas
dan tidak konvergen.
8. Berilah sebuah contoh barisan konvergen dengan .
3.3.
Barisan Monoton
Barisan bilangan real yang
terbatas belum tentu konvergen. Sebagai contoh, barisan bilangan real (-1)n adalah barisan yang terbatas tetapi tidak konvergen. Syarat
cukup lain apa yang diperlukan sehingga barisan yang terbatas merupakan barisan
yang konvergen ? Pembahasan berikut akan menjelaskannya.
Definisi 3.3.1. Diberikan
barisan bilangan real X ≔ (xn).
(a) Barisan X dikatakan naik (increasing) jika untuk setiap .
(b) Barisan X dikatakan naik tegas (strictly
increasing) jika untuk setiap .
(c) Barisan X dikatakan turun (decreasing)
jika untuk setiap .
(d) Barisan X dikatakan turun tegas (strictly
decreasing) jika untuk setiap .
Suatu
barisan ( )
dikatakan monoton jika berlaku salah satu barisan ( ) naik atau barisan ( ) turun.
Contoh 3.12.
(a) Barisan berikut ini naik
(monoton).
(i)
.
(ii) .
(iii) jika .
(b) Barisan berikut ini turun
(monoton).
(i)
.
(ii) .
(iii) jika
.
(c) Barisan berikut ini tidak
monoton.
(i)
.
(ii) .
Teorema
3.3.1 (Teorema Konvergensi Monoton)
(i). Jika
(xn) naik (monoton) dan terbatas di atas, maka (xn) konvergen dengan
(ii). Jika (xn) turun (monoton) dan terbatas di bawah, maka (xn) konvergen dengan
Bukti
(i). Karena (xn)
terbatas diatas, maka terdapat M sedemikian hingga M untuk semua . Misalkan A , maka A , terbatas di atas dan
tidak kosong. Menurut Sifat Lengkap , maka
supremum A ada, misalkan .
Akan ditunjukkan
Diberikan sembarang, maka x - e bukan batas
atas A. Karenanya terdapat sedemikian hingga . Karena (xn) naik, maka untuk
setiap berlaku
atau
Jadi, terbukti bahwa (xn)
konvergen ke x atau
(ii). Gunakan cara yang hampir sama dengan pembuktian
(i).
Contoh 3.12.
Selidiki apakah barisan (xn) yang didefiniskan oleh
Konvergen atau divergen.
Penyelesaian. Disini jelas bahwa (xn)
naik sebab
untuk
setiap .
Selanjutnya
dibuktikan apakah barisan ini terbatas atau tidak.
Untuk
melihat pola barisan ini secara numerik dapat kita
lihat tabel berikut:
Terlihat
bahwa kenaikannya sangat lambat sehingga erdasarkan data ini “seolah-olah”
suku-suku barisan ini akan menuju bilangan atau konvergen.
Selanjutnya, untuk tiap kita
mempunyai
Akibatnya,
untuk tiap berlaku:
Jadi (xn) terbatas diatas.
Menurut Teorema 3.3.1. (xn) Kovergen ( ke suatu L ≤ 2).
Contoh 3.12.
Misalkan (xn) barisan yang didefinisikan secara rekursif
sebagai berikut:
untuk n
≥ 1.
Selidikilah
kekonvergenan barisan ini. Bila ia knvergen berapakah limitnya.
Penyelesaian. Diperhatikan dan . Jadi . Secara intuitif, barisan ini
monoton naik dan terbatas di atas oleh 2. Untuk menunjukkan klaim ini
kita gunakan prinsip induksi matematika,
yaitu menunjukkan bahwa berlaku
.
Kita baru
saja membuktikan pernyataan ini berlaku
untuk n = 1. Diasumsikan berlaku untuk n = k, yaitu kita
mempunyai . Akibatnya, . Untuk n = k + 1, diperoleh
.
Jadi
berlaku
, yaitu berlaku untuk n = k + 1.
Dengan
demikian terbukti bahwa barisan ini monoton naik dan terbatas. Berdasarkan Teorema 3.3.1 barisan ini konvergen. Selanjutnya dihitung
limitnya. Bila supremum himpunan { } mudah dicari maka limitnya
langung didapat, yaitu lim ( ) = sup { }. Berdasarkan hasil perhitungan
numeris 10 suku pertama barisan ini adalah
Terlihat
supremumnya adalah 2. Secara teoritis masih harus dibuktikan bahwa 2
benar-benar supremumnya.
Dengan
mengamati bahwa untuk limit ini menghasilkan bentuk akar kontinu berikut,
lim ( ) = .
Misalkan x
= maka diperoleh
atau x
= 2
Karena xn > 1
maka nilai yang memnuhi adalah x = 2, jadi lim ( ) = 2
https://mathcyber1997.com/limit-barisan-analisis-real/
BalasHapuskunjungi juga ya untuk memperdalam ilmu ttg limit barisan.