BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam
lingkungan sekolah. Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan
nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu
sekolah dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang
melibatkan interaksi antara guru dan siswa.
Biasanya kemampuan siswa dalam belajar seringkali dikaitkan dengan
kemampuan intelektualnya. Pengukuran kemampuan intelektual ini ditunjukkan oleh
hasil tes IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan intelektual. Siswa dengan
IQ > 110 tergolong kedalam siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, siswa
dengan rentang IQ 90-109 tergolong kedalam rata-rata normal, dan IQ < 90
tergolong kedalam rata-rata rendah atau siswa dengan kemampuan rendah.
Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata
tinggi namun tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan
kemampuannya yang diharapkan dalam belajar. Kemudian ada siswa yang mendapatkan
kesempatan yang baik dalam belajar, dengan kemampuan yang cukup baik, namun
tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam belajar. Dan ada pula siswa
yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dengan kemampuan yang kurang dan
prestasi belajarnya tetap saja kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses
belajar siswa itu sendiri, baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah.
Oleh karena itu, guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dapat memberikan
dorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang bersemangat dalam belajar dan
meberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya. Serta
guru harus mengetahui sumber-sumber timbulnya masalah-masalah belajar yang ada
pada siswanya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, terdapat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
- Apakah pengertian masalah belajar?
- Apa sajakah jenis-jenis masalah belajar?
- Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa?
- Bagaimana cara menentukan masalah-masalah belajar?
- Bagaimanakah penanganan masalah belajar yang dihadapi siswa?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan dari perumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
- Mendeskripsikan pengertian masalah belajar
- Mendeskripsikan jenis-jenis masalah belajar
- Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab masalah belajar
- Cara menentukan masalah-masalah belajar
- Penanganan masalah belajar yang di hadapi siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar
1. Pengertian Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process
progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila diberi penguatan (reinforcement).
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang
dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan
interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
2. Pengertian Masalah Belajar
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain,
ingin atau perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut (Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar adalah proses tingkah
laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan
atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan”.
B. Jenis-jenis Masalah Belajar
Dalam pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan
jenis-jenis siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai
berikut:
- Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama.
- Siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan kemampuannya secara optimal.
- Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata). Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal.
- Siswa yang sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
- Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-malasan.
- Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.
- Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.
- Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
C. Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar
1. Hal-hal yang Berpengaruh Terhadap
Proses Belajar
Dalam menunjang berhasilnya suatu proses belajar, terdapat beberapa hal
pokok yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar itu sendiri, yaitu
sebagai berikut:
- Faktor intern belajar, yaitu :
- Sikap Terhadap Belajar
- Motivasi belajar
- Konsentrasi belajar
- Kemampuan mengolah bahan ajar
- Kemampuan menyimpan perolehan hasil ajar
- Menggali hasil belajar yang tersimpan
- Kemampuan berprestasi
- Rasa percaya diri siswa
- Intelegensi dan keberhasilan belajar
- Kebiasaan belajar
- Cita-cita siswa
2. Faktor ekstern belajar, yaitu :
- Guru sebagai pembina siswa dalam belajar
- Sarana dan prasarana pembelajarn
- Kebijakan penilaian
- Lingkungan sosial siswa di sekolah
- Kurikulum sekolah
2. Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar
terdiri dari dua, yakni:
- Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor intern siswa meliputi :
Ø Yang
bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa
Ø Yang
bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
Ø Yang
berdifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat
indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
- Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor ekstern siswa meliputi semua kondisi lingkungan sekitar, yaitu :
Ø Lingkungan
keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara kedua orang tua, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
Ø Lingkungan
sekitar/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan
teman sepermainan (pear group) yang nakal.
Ø Lingkungan
sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas
rendah.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor
lain yang bersifat khusus yang dapat menimbulkan masalah belajar, yaitu :
·
Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan
belajar membaca,
·
Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan
belajar menulis,
·
Diskalkulia (dyscalculia), yakni
ketidakmampuan belajar matematika.
D. Cara Menentukan Masalah-Masalah Belajar
Sebagai pendidik guru berkewajiban untuk
mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa. Adapun
cara menentukan masalah belajar yaitu dengan langkah-langkah berikut yaitu :
1. Pengamatan Prilaku Mengajar
Guru selaku pembelajar bertindak membelajarkan
dengan mengajar. Guru selaku pengamat, melakukan pengamatan terhadap prilaku
siswa. Dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai siswa atau teman
belajarnya. Jadi ada perbedaan peran guru yaitu peran membelajarkan dan peran
pengamat untuk menemukan masalah-masalah belajar yang terjadi pada siswa. Bila
masalah ditemukan, guru berusaha untuk membantu memecahkan masalah yang ada.
2. Analisis Hasil Belajar
Setiap kegiatan belajar berakhir dengan hasil
belajar. Hasil belajar tersebut merupakan bahan yang beharga bagi guru dan
siswa. Bagi guru sebagai perbaikan tindak mengajar dan evaluasi. Bagi siswa
berguna sebagai untuk memperbaiki cara-cara belajarnya lebih lanjut. Oleh sebab
itu guru dapat mengamati masalah belajar siswa melalui hasil belajar siswa di
kelasnya.
3. Tes Hasil Belajar
Pada penggal proses belajar dilancarkan tes
hasil belajar. Adpun tes tersebut berupa tes lisan dan tes tertulis. Tes
tertulis biasanya terdiri dari tes objektif dan tes essay.tes hasil belajar
adalah alat untuk membelajarkan siswa.oleh karna itu tes hasil belajar dapat
digunakan untuk:
·
Menilai kemajuan belajar
siswa
·
Mencari masalah-masalah
belajar siswa
Untuk mencari masalah-masalah belajar yang ada
pada siswa sebaiknya guru bekerja sama dengan konselor sekolah agar guru dapat
lebih mudah menemukan masalah-masalah belajar.
E. Langkah-langkah Penanganganan
Masalah Belajar
1. Identifikasi Kasus
Pada identifikasi khusus ini guru melakukan observasi mengenai
kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam belajar. Dengan tujuan untuk
mengetahui kendala atau masalah dalam belajar, Untuk mempermudah proses
pengambilan sampel siswa yang kemungkinan memiliki masalah dalam belajar, guru
biasanya berpedoman pada nilai raport semester 1 (ganjil) pada kelas tersebut. Lalu
menentukan sampel yaitu siswa yang memiliki nilai yang rata-ratanya rendah di
kelasnya.
2. Identifikasi Masalah
Setelah menentukan sampel, guru mewancarai kedua sampel siswa ini untuk
mendapatkan poin yang menjadi kendala utama dalam belajar. Dari wawancara
tersebut, secara umum sampel A dan B memiliki kesamaan kendala, seperti
kesulitan belajar,dan kurang menguasai materi pembelajaran.
3. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan
Belajar
Dari poin-poin yang didapatkan melalui wawancara, dapat disimpulkan
bahwa masalah utama siswa adalah kurangnya motivasi belajar yang
kemudian tergambar melalui kebiasaan siswa itu sendiri, seperti tidak menghapal
kosakata, kurangnya pemanfaatan waktu luang, belajar jika ada tugas, atau
ulangan, dan lain sebagainya. Mereka mengikuti proses belajar mengajar seperti
biasa, tetapi hasil dari proses belajar tersebut terlihat tidak cukup optimal,
yang kemudian tergambar melalui nilai akhir yang berada di bawah angka
rata-rata kelas.
4. Identifikasi Alternantif Penanganan
Alternatif penanganan masalah belajar yang dalam hal ini kurangnya
motivasi belajar melibatkan beberapa pihak, yakni:
1) Pemerintah, dalam hal ini
peran Pemerintah adalah meciptakan motivasi belajar siswa. Hal ini berhubungan
dengan posisi Pemerintah sebagai pemangku kebijakan, peran atau tanggung jawab
Pemerintah yakni menciptakan kebijakan yang berhubungan dengan upaya
peningkatan motivasi belajar siswa.
2) Guru, dalam hal ini Guru
memeliki kapasitas dan peranan yang besar dalam memotivasi siswa. Karena salah
satu tugas Guru yakni sebagai agen pembelajaran, bagaimana seorang guru bisa
menciptakan transfer pelajaran sekaligus motivasi kepada siswa-siswanya. Peran
guru dalam memotivasi siswa dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:
3) Orang tua, dalam hal ini
orang tua memiliki peranan yang paling penting dalam memotivasi anaknya. Sebab
sebagian besar waktu yang dihabiskan anak setelah sekolah yaitu di rumah.
4) Masyarakat, dalam hal ini
peranannya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, nyaman dan
tenteram. Seminimal mungkin tidak menciptakan suasana buruk yang bisa mempengaruhi
bahkan merubah mental anak dalam hal ini siswa.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.
Dengan motivasi, pelajar (siswa) dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif,
dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di
sekolah :
1. Memberi angka
Angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, hanya untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya
yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya
baik-baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut.
3. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan yang sehat dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan
harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang
harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari)
karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar,
dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu
kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik
itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya
akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannyadengan unsur minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan
alat motivasi yang pokok.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul
gairah untuk belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh
siswa sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu
ini dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan
yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
merugikan dan memberikan dampak buruk bagi dirinya.
Masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar misalnya:
- Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama.
- Siswa yang mengalami keterlambatan akademik.
- Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri.
- Siswa yang sangat lambat dalam belajar.
- Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar.
- Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar.
- Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
- Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial
Faktor-faktor penyebab masalah belajar dapat berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri (intern) maupun dari luar diri siswa (ekstern).
B. Saran
- Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah ini, sangat diharapkan akan adanya perbaikan.
- Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,Dr dan Mudjiono, Drs.2013.Belajar
& Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Halaman
Website:
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/19/masalah-belajar-dan-solusinya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar