KONSEP DASAR PERKEMBANGAN
A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan
sistematik tentang fungsi-fungsi psikis. Sementara perubahan psikis menyangkut
keseluruhan karakteristik psikologis individu seperti perkembangan kognitif,
emosi, social, dan moral.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan
kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari
konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Dalam
kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling
bergantungan satu sama lainnya. Proses
ini terjadi semenjak masa konsepsi atau
saat bertemunya dua sel telur dengan sperma pada suatu organisme yang tumbuh
dan selalu berkembang. Kedua sel tersebut akhirnya membelah diri dan
berdiferensiasi untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan
bagian-bagian tubuh lainnya. Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam
kandungan ibu, organisme yang baru tumbuh akhirnya menjadi bayi yang sempurna
yang siap lahir ke dunia dengan perangkat keterampilan hidup minimal, seperti
bernapas, bergerak, menangis, menyusui, dan lain-lain.
B. Prinsip- prinsip Perkembangan
Anak sebagai individu mengalami
perkembangan yang tak pernah henti-hentinya.
Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik
untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak. Perkembangan anak pada
dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang
ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif
( berfikir ) maupun aspek spiritual.
a.
Perkembangan adalah
proses yang tak berakhir
b.
Setiap anak bersifat
individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya
c.
Semua aspek perkembangan
saling berkaitan
d.
Perkembangan itu terarah dan dapat
diramalkan
Prinsip ini berarti:
Bergerak dari kepala ke kaki dari
dalam keluar
Bergerak dari struktur ke fungsi
Bergerak dari yang umum ke khusus
Bergerak dari yang konkret ke
abstrak
Bergerak dari egosentris ke
perspektif menuju pemahaman
Bergerak dari heteronom ke otonom
Bergerak
spiral kearah tujuan
C. Faktor kematangan dan Pengalaman
dalam perkembngan anak
Pembawaan
dan lingkungan adalah faktor-faktor yang penting dalam perkembangan individu.
Interaksi antara faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju perkembangan. Konsep
lain yang berkaitan dengan perkembangan adalah kematangan. Kematangan
(maturation) ialah kondisi siap atau kesiapan suatu fungsi kehidupan baik fisik
maupun psikis untuk berkembang atau melakukan suatu kegiatan. Bagaimanapun kayanya
pembauran dan baiknya lingkungan atau fasilitas yang tersedia, namun bila belum
mencapai kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum dapat berkembang.
Kematangan akan menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan seseorang.
Kematangan (maturation) merupakan urutan pertumbuhan yang dialami individu
secara teratur dan bertahap yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (wahab,
1999).
PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Secara etimologi psikologi berasal
dari bahasa Yunani Kuno yaini “psycho”
yang berarti roh, jiwa, dan “logos”
yang berarti ilmu. Sedangkan secara terminology psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental secara
langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspor dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan
proses/kegiatannya. Sehingga psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental.
Manusia dipengaruhi oleh adat,
sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Menurut perspektif
kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan
menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Menurut perspektif behaviorisme
manusia adalah mesin (homo mechanicus) yang perilakunya dikendalikan atau
dikendalikan oleh lingkungan. Menurut pandangan humanistic, manusia adalah
makhluk yang aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat pada
konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada
kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan
dirinya. Perkembangan adalah proses biologis dan kognitif yang sering kali
saling terkait. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
adalah keturunan, lingkungan dan manusia itu sendiri.
Linda L Daidoff (1991) mengemukakan
Psikologi perkembangan adalah cabang psikogi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang dimulai
sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
Fase perkembangan dapat diartikan
sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang
diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Mengenai
masalah pembabakan atau periodisasi perkembangan ini para ahli berbeda pendapat.
Pendapat-pendapat itu secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu
berdasarkan analisis biologis
didaktis dan psikologis.
- Tahap perkembangan berdasarkan
analisis biologis
Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau
proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
• Aristoteles menggambarkan
perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu kedalam 3 tahapan. Setiap
tahapan lamanya 7 tahun yaitu :
o Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun ( masa anak kecil
atau masa bermain)
o Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun ( masa anak, masa
sekolah rendah)
o Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun ( masa remaja
atau pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa)
Penahapan ini didasarkan pada gejala
dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap
I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi; antara tahap II dan tahap III
ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.
• Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa
individu melewati 4 tahapan, yaitu:
o Tahap I : dari 0,0 sampai
kira-kira 3,0 tahun; fullungs
(pengisian) periode I ; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
o Tahap II : dari kira-kira 3,0
sampai kira-kira 7,0 tahun; streckungs (rentangan) periode I, pada periode ini
anak kelihatan langsing (memanjang atau meninggi).
o Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai 13,0 tahun; fullungs periode II
; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
o Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; streckungs
periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
•
Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni
sebagai berikut:
o
Tahap I : fare prenatal (sebelum lahir), mulai masa
konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
o
Tahap II : infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10
atau 14 hari.
o
Tahap III : babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia
2 tahun.
o
Tahap IV : childhood (kanak-kanak), mulai dari 2 tahun
sampai masa remaja(puber).
o
Tahap V : adolesence/ puberty, mulai usia 11 atau 13
tahun sampai usia 21 tahun.
a.
Pre adolesence, wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat.
b.
Early adolesence, pada usia 16-17 tahun.
c.
Late adolesence, masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia kuliah
diperguruan tinggi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah:
A.
Faktor Hereditas ( genetika)
Hereditas merupakan
totalitas karaktiristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau
segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen – gen.
B.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah keseluruhan
fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang
memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu dalam hal ini adalah faktor
lingkungan dalam (linner environment) dan lingkungan luar (outer environment).
Lingkunagn dalam adalah hal-hal yang
pada mulanya berasal dari luar individu, yang kemudian masuk kedalam tubuh dan
bersatu dengan sel-sel tubuh individu seperti makanan, minuman, udara dan
sebagainya, merupakan lingkungan dalam individu.
Lingkungan luar adalah segala
sesuatu yang merangsang dan melibatkan individu yang berasal dari luar,
lingkungan luar individu mungkin berada jauh dari individu, asal memberikan
rangsangan dan menyebabkan individu terlibat kedalamnya.
C.
Faktor kematangan
Pembawaan dan lingkungan adalah
faktor-faktor yang sangat penting bagi perkembangan individu. Interaksi antara
faktor-faktor tersebut tidak terjadi sekehendak hati, tapi dipengaruhi oleh
faktor ketiga yaitu faktor kematangan ( maturation) atau waktu (time).
Kematangan adalah sikapnya suatu fungsi kehidupan, baik pisik maupun psychis
untuk berkembang dan melakukan tugasnya dengan baik. Bagaimanapun kayanya
pembawaan seseorang individu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia
baginya bila belum mencapai kematangan untuk berfungsi maka suatu fungsi
kehidupan belum dapat berkembang optimal.
Adapun
teori-teori dalam faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah:
Teori Nativisme
Prinsipnya,
pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah
terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan
fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang
kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang
sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada
titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli
seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi
kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan
orangtuanya.
Teori Empirisme atau Teori Lingkungan
Teori Empirisme adalah
teori yang berasumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke dunia
adalah dalam keadaan bersih
sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut adalah lingkungan dan
pengalaman.
Aliran
empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang putih bersih
atau semacam tabula rasa ( tabula= meja, rasa, =lilin), yaitu meja yang
bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta
tersebut. Begitu pula halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan
berwarna-warni, sebelum ditempelkan. Anak diumpamakan bagaikan kertas putih
yang bersih, sedangkan warna tint, diumpamakan sebagai lingkunga (pendidikan)
yang akan berpengaruh terhadapnya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan
pun dapat membuat anak menjadi baik atau buruk. Pendidikn dapat memegang
peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaannya bisa
ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.
Teori Konvergensi atau Teori
persesuaian
Teori Konvergensi
adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan
oleh faktor keturunan dan faktor
lingkungan serta pengalaman, atau dengan kata lain teori ini adalah gabungan
dari teori empirisme dan teori nativisme.
Dengan
demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada
faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak
menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai
sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.
TUGAS – TUGAS
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu
,pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk
kebahagiaannya dan untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan kegagalan
(pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan
dalam diri individu itu,dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan
selanjutnya.
Adapun
yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan
nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk
masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh
Havighurst sebagai berikut:
1.
Masa
bayi dan anak-anak ( 0 – 6 tahun)
-
Belajar berjalan
-
Belajar makan makanan padat
-
Belajar berbicara/ berkata-kata
-
Belajar mengendalikan/mengontrol pembuangan kotoran
tubuh
-
Mencapai stabilitas
fisiologis/ jasmaniah
-
Membentuk pengertian
sederhana tentang realitas fisik dan sosial
-
Belajar kontak perasaan
dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
-
Belajar mengetahui mana
yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
2.
Masa
Anak Sekolah ( 6 – 12 tahun)
-
Belajar ketangkasan
fisik untuk bermain
-
Pembentukan sikap yang
sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
-
Belajar bergaul dan bersahabat dengan
anak-anak sebaya
-
Belajar peranan jenis
kelamin
-
Mengembangkan
dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
-
Mengembangkan
pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
-
Mengembangkan kata hati
moralitas dan skala nilai-nilai
-
Belajar membebaskan
ketergantungan diri
-
Mengembangkan sikap
sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
3. Masa Remaja ( 12 – 18
tahun)
-
Menerima keadaan
jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
-
Menerima peranan sosial
jenis kelamin sebagai pria/wanita
-
Menginginkan dan
mencapai perilaku sosial
yang bertanggung jawab sosial
-
Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
-
Belajar bergaul dengan
kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
-
Perkembangan skala
nilai
-
Secara sadar
mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
-
Persiapan mandiri
secara ekonomi
-
Pemilihan dan latihan
jabatan
-
Mempersiapkan
perkawinan dan keluarga
4.
Masa
Dewasa Awal
-
Mulai bekerja
-
Memilih pasangan hidup
-
Belajar hidup dengan
suami/istri
-
Mulai membentuk
keluarga
-
Mengasuh anak
-
Mengelola/mengemudikan
rumah tangga
-
Menerima/mengambil
tanggung jawab warga Negara
-
Menemukan kelompok
sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Madya/Masa
Dewasa Madya
-
Menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
-
Menghubungkan diri
sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
-
Membantu anak-anak
remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
-
Mencapai dan
mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
-
Mengembangkan
kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
-
Mencapai tanggung jawab
sosial dan warga Negara secara penuh.
6.
Masa
Tua
Pada umumnya pada masa
ini manusia banyak mengalami degradasi, terutama pada
aspek fisik.
Tugas-tugas pada masa ini ialah:
-
Menyesuaikan diri pada
keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
-
Menyesuaikan diri dalam
masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.
-
Menyesuaikan diri dalam
keadaan meninggalnya suami atau istri.
-
Menjalin hubungan yang
rapat dengan teman-teman seusia.
-
Memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam hidup
bermasyarakat.
-
Menyusun keadaan hidup
yang memuaskan dalam hal fisik.
Faktor
sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya
kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu\
2. Tuntutan
masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3. Tuntutan
dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang
berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan\
4. Tuntutan
norma agama
Seorang
pendidik dalam proses pebelajarannya harus memperhatikan tugas perkembangan
pada setiap masa perkembangan anak. Perkembangan individu berlangsung secara
bertahap, Tahap perkembangan itu adalah :
A.
Perkembangan jenis tingkah laku masa kecil (Toddler) :
1. Perkembangan
fisiknya sanga aktif lterutama untuk belajar menggerakkan anggota tubuhnya.
2. Perkembangan
bahasa pengucapan kalimat, serta belajar konsep-konsep dari benda yang
dilihatnya.
3. Mulai
menyukai anak-anak lain, tetapi tidak bermain dengan mereka.
4. Memberikan
respon dan mulai tergantung pada orang tua.
5. Perkembangan
jenis tingkah laku masa Pra sekolah (Prescholler)
6. Perkembangan
otot yang mantap disertai koordinasi anggota tubuh.
7. Bahasa
yang berkembang dengan baik, ditandai dengan pemahaman terhadap pandangan orang
lain.
8. Mulai
bisa mentaati aturan-aturan dan menghormati kekuasaan.
9. Memusatkan
diri pada perbedaan gender dan kecakapan masing-masing dengan mengekspresikan
semua perasaan.
D.
Perkembangan
jenis tingkah laku masa Kanak-kanak (Childhood) :
1. Keterampilan
anggota tubuh cukup baik dan turut serta dalam permainan-permainan kelompok.
2. Menggunakan
simbol/bahasa untuk memecahkan masalah.
3. Mulai
berorientasi pada kelompok yang mempengaruhi konsep dirinya.
4. Banyak
menggunakan waktu untuk membebaskan diri dari rumah.
E.
Perkembangan
jenis tingkah laku masa Remaja awal (Early adolescense) :
1. Pertumbuhan
tubuhnya cepat ditandai dengan kematangan seksual.
2. Mulai
dapat berfikir abstrak.
3. Menyesuaikan
diri pada norma-norma.
4. Kelompok
dan berteman dekat dengan sebaya dan sejenis.
5. Mengusahakan
untuk lebih bebas, dan emosional tidak stabil.
F.
Perkembangan
jenis tingkah laku masa Remaja akhir (Late adolescense) :
1. Mencapai
kematangan fisik.
2. Egosentrisme
hilang dan dapat berfikir abstrak
3. Berminat
kepada lawan jenis dan mulai mengadakan hubungan pribadi.
4. Identitas
dirinya mapan dilingkungan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar